Hasto Kristiyanto Soroti Konsep Kemandirian Berbasis Lautan
- byKonotasiNews
- 12 August, 2023
- 0 Comments
- 280
KonotasiNews - Dalam sebuah paparan daring yang berjudul "Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara Menyongsong Peringatan Proklamasi Kemerdekaan," Dosen Ilmu Pertahanan (Unhan) RI, Hasto Kristiyanto, menyoroti urgensi bagi Indonesia untuk mewujudkan konsep kemandirian berbasis lautan sebagaimana yang dicanangkan oleh Proklamator dan Presiden Pertama RI, Soekarno. Hasto menggambarkan pandangan tersebut sebagai esensi dari pidato singkat Soekarno yang mengajak bangsa ini untuk memegang kendali atas masa depannya sendiri.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta pada hari Sabtu, Hasto mengungkapkan, "Bung Karno telah mengingatkan kita untuk berani menentukan jalannya bangsa dan tanah air. Hanya dengan tekad yang teguh untuk mengukir nasib sendiri, Indonesia akan bangkit dengan kokoh."
Webinar ini dihadiri oleh ratusan akademisi dan di dalamnya, Hasto menjelaskan pandangan bahwa Indonesia harus mengembalikan fokusnya pada paradigma pembangunan sebagai negara maritim yang dihiasi oleh gugusan pulau-pulau. "Kami percaya bahwa Indonesia harus kembali kepada identitasnya sebagai negara kelautan yang dikelilingi oleh wilayah perairan yang luas," paparnya.
Menurut Hasto, inilah saatnya bagi para insinyur Indonesia untuk membangun pelabuhan yang kuat, dilengkapi dengan infrastruktur kontrol mutakhir. Hal ini penting agar Indonesia dapat mengendalikan jalur perdagangan di Selat Malaka, suatu jalur strategis yang memiliki dampak besar pada perekonomian global.
Langkah-langkah ini, dalam pandangan Hasto, sudah dimulai oleh Presiden RI Joko Widodo dengan relokasi ibu kota negara ke Kalimantan Timur. Langkah ini mencerminkan semangat baru dalam memandang Indonesia sebagai negara kelautan yang memiliki potensi luar biasa.
Hasto juga menegaskan perlunya konektivitas global melalui koridor strategis. Dia mencontohkan upaya percepatan pembangunan di Sumatera untuk menghidupkan sektor perkebunan sebagai contoh penerapan konsep ini.
"Saat kita melihat Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), kita dapat memvisualisasikan bagaimana gambaran masa depan kita. Presiden Jokowi telah memulai perancangan masa depan ini dengan langkah-langkah konkret," jelasnya.
Namun, Hasto juga menekankan bahwa setiap koridor strategis harus diimbangi oleh pusat-pusat intelektual, yang terpusat di lembaga pendidikan tinggi. Ini akan memainkan peran kunci dalam mengembangkan masing-masing wilayah melalui riset dan pengembangan.
Hasto juga merenungkan efek relokasi ibu kota negara terhadap potensi pelabuhan. Menurutnya, Selat Lombok, Makassar, dan Bitung dapat diangkat sebagai pelabuhan utama yang mendukung konektivitas Pasifik, sebuah cita-cita yang diamanatkan oleh Bung Karno.
"Dengan demikian, kita harus memandang lautan sebagai jalan menuju masa depan, sebagai jalur menuju kejayaan bangsa kita. Kita harus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan Alur Laut Kepulauan Indonesia," ungkapnya.
Hasto juga berpendapat bahwa Indonesia dapat menghentikan impor kedelai dengan memanfaatkan benih unggul kedelai yang ditemukan oleh Prof. Ali Zum dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Dalam visinya, ini adalah langkah penting dalam mencapai kemandirian pangan dan energi. "Kita harus bergerak menuju produksi dan kedaulatan pangan serta energi," tambahnya.
"Untuk merealisasikan hal ini, kita harus menatap laut sebagai sumber kemajuan kita. Kita harus melatih para ahli kelautan, mengembangkan peternakan, serta mengamplifikasi produksi perikanan untuk tujuan ekspor," pungkasnya.
Hasto mengingatkan tentang urgensi semangat proklamasi kemerdekaan dalam mengendalikan nasib sendiri melalui riset dan inovasi yang kuat.
KonotasiNews
Post a comment
Berita Terkait
Terpopuler
Daily Newsletter
Get all the top stories from Blogs to keep track.
0 Comments