KonotasiNews.

KonotasiNews.

Menyajikan Berita Berimbang. Menerapkan Kaidah-Kaidah Dan Kode Etik Jurnalistik. Mengedepankan Nilai-Nilai Nasionalisme Demi Persatuan Dan Kemajuan Republik Indonesia.

  • Zucchini Noodles: Menikmati Masakan Rumahan, Mie Sehat Tanpa Gluten
  • Scallops Goreng dengan Saus Vanilla ala Napa dan Sonoma
  • Ayam Oseng Bawang Krispi: Paduan Lezat Oseng Bawang dan Ayam Goreng Renyah
  • Ube Brulee: Dessert Eksklusif dengan Sentuhan Ubi Ungu
  • Jalangkote Makassar: Petualangan Kuliner di Tanah Sulawesi
  • Sushi Crepes: Dessert Unik yang Menyajikan Kelezatan Crepes dan Whipped Cream
  • Summer Fruit Salad: Camilan Sehat dan Segar!
  • Burrata Manis dan Pedas: Kelezatan Creamy dengan Sentuhan Jeruk dan Kuah Madu

Get In Touch

FED Tunda Kenaikan Suku Bunga, Pasar Saham Asia Menguat

KonotasiNews, FED Tunda Kenaikan Suku Bunga, Pasar Saham Asia Menguat

KonotasiNews - Pada awal perdagangan Rabu, pasar saham Asia-Pasifik mengalami kenaikan yang signifikan, sementara dolar AS terus tertekan. Perlambatan inflasi yang terjadi di Amerika Serikat telah memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan menunda kenaikan suku bunga di masa depan. Meskipun demikian, masih ada ketidakpastian mengenai keputusan bank sentral terkait kenaikan suku bunga di luar minggu ini.

Data terkini mengenai Indeks Harga Konsumen (IHK) AS menunjukkan kenaikan harga yang hampir stagnan pada bulan Mei, dengan peningkatan hanya sebesar 0,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Secara tahunan, kenaikan harga konsumen mencapai 4,0 persen, angka terendah dalam dua tahun terakhir. Hal ini menandakan perlambatan dibandingkan angka sebesar 4,9 persen yang tercatat pada bulan April.

Data tersebut telah mendorong keyakinan para pedagang bahwa Fed akan menunda kenaikan suku bunga, dengan probabilitas mencapai 91,9 persen menurut Alat FedWatch CME Group. Namun, kekuatan yang masih bertahan pada harga dasar menunjukkan kemungkinan lebih dari 60 persen bahwa bank sentral akan melanjutkan siklus kenaikan suku bunga pada bulan Juli.

Sentimen pasar di kawasan Asia-Pasifik terdongkrak oleh sikap kebijakan akomodatif dari China, yang memberikan tanda-tanda adanya pelonggaran lebih lanjut. Hal ini juga membantu meningkatkan kinerja indeks saham unggulan China CSI300 yang naik 0,5 persen, serta Indeks Hang Seng di Hong Kong yang menguat 0,4 persen.

Tokyo juga mencatatkan kenaikan yang signifikan, dengan indeks Nikkei naik sebesar 1,0 persen mencapai level tertinggi dalam 33 tahun terakhir. Kenaikan ini didukung oleh harapan akan perpanjangan kebijakan moneter longgar dari bank sentral Jepang.

Di sisi lain, indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang mengalami kenaikan sebesar 0,2 persen pada awal perdagangan regional. Kenaikan ini terjadi setelah indeks tersebut melonjak sebesar 1,1 persen pada sesi sebelumnya dan mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir.

Para pelaku pasar juga sedang menantikan konferensi pers yang akan diselenggarakan setelah pertemuan kebijakan oleh Ketua Federal Reserve, Jerome Powell. Mereka ingin mengetahui apakah dot plot akan memberikan indikasi adanya kenaikan suku bunga di masa depan.

Ketegangan yang berlangsung dalam hal inflasi juga mempengaruhi pasar global. Data yang menunjukkan pertumbuhan upah yang cepat di Inggris selama tiga bulan hingga April menambah kekhawatiran, karena hal ini dapat memengaruhi keputusan kebijakan moneter Bank Sentral Inggris dalam waktu dekat.

Selain itu, investor juga memperhatikan imbal hasil obligasi Jerman yang melonjak ke level tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Hal ini terjadi seiring dengan antisipasi akan keputusan suku bunga dari Bank Sentral Eropa yang akan diumumkan pada hari Kamis. Bank Sentral Eropa diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin lagi dalam pertemuan tersebut, dan mungkin akan melakukannya kembali pada bulan Juli sebelum berhenti untuk sisa tahun ini.

Meskipun demikian, dolar AS tetap tertekan pada Rabu, dengan nilai 103,26 terhadap mata uang utama lainnya. Dolar hanya sedikit berada di atas level terendah dalam tiga minggu yang terjadi sebelumnya.

Euro juga mengalami pergerakan yang menarik, berada pada kisaran 1,0794 dolar setelah mencapai puncak tiga minggu di 1,0823 dolar. Sementara itu, sterling diperdagangkan sebesar 1,2613 dolar, mendekati level tertinggi dalam satu bulan yang tercapai sebelumnya sebesar 1,2625 dolar.

Pada sisi komoditas, harga minyak mengalami penurunan pada awal perdagangan di Asia setelah mengalami kenaikan sebesar 3,0 persen akibat penurunan suku bunga kebijakan di China. Harga minyak mentah berjangka AS turun 0,5 persen menjadi diperdagangkan seharga 69,12 dolar AS per barel, sementara harga minyak mentah Brent berjangka turun 0,4 persen menjadi 74,02 dolar AS per barel.

img
Author

KonotasiNews

0 Comments

Post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *