KonotasiNews.

KonotasiNews.

Menyajikan Berita Berimbang. Menerapkan Kaidah-Kaidah Dan Kode Etik Jurnalistik. Mengedepankan Nilai-Nilai Nasionalisme Demi Persatuan Dan Kemajuan Republik Indonesia.

  • Zucchini Noodles: Menikmati Masakan Rumahan, Mie Sehat Tanpa Gluten
  • Scallops Goreng dengan Saus Vanilla ala Napa dan Sonoma
  • Ayam Oseng Bawang Krispi: Paduan Lezat Oseng Bawang dan Ayam Goreng Renyah
  • Ube Brulee: Dessert Eksklusif dengan Sentuhan Ubi Ungu
  • Jalangkote Makassar: Petualangan Kuliner di Tanah Sulawesi
  • Summer Fruit Salad: Camilan Sehat dan Segar!
  • Sushi Crepes: Dessert Unik yang Menyajikan Kelezatan Crepes dan Whipped Cream
  • Burrata Manis dan Pedas: Kelezatan Creamy dengan Sentuhan Jeruk dan Kuah Madu

Get In Touch

Era Teknologi Internet: Perempuan Muda Berpotensi Terpapar Radikalisme Yang Tinggi

KonotasiNews, Era Teknologi Internet: Perempuan Muda Berpotensi Terpapar Radikalisme Yang Tinggi

KonotasiNews - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh lembaga riset pada tahun 2020 telah mengungkap fakta mengejutkan tentang perempuan muda yang aktif di dunia maya. Hasil penelitian tersebut menyoroti bahwa perempuan dari generasi muda ini memiliki indeks potensi terpapar radikalisme yang tinggi.

Data yang dikumpulkan oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dan lembaga riset yang terlibat dalam penelitian ini memberikan pandangan baru tentang fenomena yang memprihatinkan ini. Dalam era kemajuan teknologi dan akses yang mudah ke internet, perempuan muda cenderung lebih rentan terhadap pengaruh radikalisme.

“Survei tahun 2020. Perempuan generasi muda dan aktif di internet mencatat indeks potensi radikalisme lebih tinggi sehingga rentan terpapar narasi radikal,” ungkap Deputi Kerja Sama Internasional BNPT RI, Andhika Chrisnayudhanto, dalam sebuah pernyataan resmi.

Fenomena ini mencerminkan dampak signifikan dari kemajuan teknologi dan ketergantungan yang semakin besar pada internet. Perempuan muda memiliki akses tak terbatas ke berbagai platform digital dan media sosial yang menjadi tempat bagi penyebaran narasi dan ideologi radikal.

Namun, penting untuk mencatat bahwa hal ini tidak mengabaikan potensi rentan yang dimiliki oleh laki-laki terhadap terorisme. Kelompok terorisme memanfaatkan ketidakstabilan sosial dan kerentanan individu untuk mempengaruhi masyarakat secara luas.

Menghadapi tantangan ini, upaya pencegahan terorisme harus melibatkan sinergi lintas sektor, lembaga riset, dan kolaborasi dengan para ahli teknologi informasi. Tidak hanya itu, peningkatan literasi digital dan pendidikan yang bijak dalam menggunakan media sosial juga menjadi kunci dalam melindungi perempuan muda dari pengaruh radikalisme.

Pakar terorisme, Noor Huda Ismail, yang juga pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian, menekankan pentingnya memperhatikan peran teknologi dalam mempropagandakan paham radikal.

“Radikalisasi tidak berbicara secara paham saja, tapi juga teknologi, perlu kerja sama semua pihak termasuk pengelola teknologi informasi,” tambahnya.

Dengan menyoroti fenomena ini, diharapkan masyarakat dan pihak terkait dapat lebih memahami risiko yang dihadapi oleh perempuan muda dalam dunia maya dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi mereka dari pengaruh radikalisme yang dapat mengancam keamanan dan stabilitas negara.

img
Author

KonotasiNews

0 Comments

Post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *