KonotasiNews.

KonotasiNews.

Menyajikan Berita Berimbang. Menerapkan Kaidah-Kaidah Dan Kode Etik Jurnalistik. Mengedepankan Nilai-Nilai Nasionalisme Demi Persatuan Dan Kemajuan Republik Indonesia.

  • Scallops Goreng dengan Saus Vanilla ala Napa dan Sonoma
  • Zucchini Noodles: Menikmati Masakan Rumahan, Mie Sehat Tanpa Gluten
  • Ayam Oseng Bawang Krispi: Paduan Lezat Oseng Bawang dan Ayam Goreng Renyah
  • Ube Brulee: Dessert Eksklusif dengan Sentuhan Ubi Ungu
  • Jalangkote Makassar: Petualangan Kuliner di Tanah Sulawesi
  • Summer Fruit Salad: Camilan Sehat dan Segar!
  • Sushi Crepes: Dessert Unik yang Menyajikan Kelezatan Crepes dan Whipped Cream
  • Burrata Manis dan Pedas: Kelezatan Creamy dengan Sentuhan Jeruk dan Kuah Madu

Get In Touch

FAO dan Kementan Bangun Kerjasama, Luncurkan E-Agricultur

KonotasiNews, FAO dan Kementan Bangun Kerjasama, Luncurkan E-Agricultur

KonotasiNews - Food and Agriculture Organization (FAO) dan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian telah meluncurkan "Strategi Nasional E-Agriculture" di Yogyakarta pada hari Selasa. Strategi ini memiliki tujuan untuk memanfaatkan sumber daya data dan informasi di sektor pertanian untuk kepentingan petani kecil.

"Sangat penting untuk dicatat bahwa Kementerian Pertanian bekerja sama dengan FAO telah mempercepat pembangunan pertanian di negara ini. Saya mengapresiasi "Strategi Nasional E-Agriculture" yang bertujuan memberikan fasilitasi instrumen yang sangat dibutuhkan kementerian untuk mempercepat pembangunan pertanian kita di hulu, 'on farm', dan pascapanen agar petani memperkuat posisinya industri pertanian," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Kasdi Soebagyono.

Menurut Kasdi, data luas lahan yang digarap, produktivitas, jalur pemasaran, diversifikasi harga komoditas konsumsi, dan keamanan pangan, merupakan beberapa contoh parameter data dalam produksi pertanian yang sangat dibutuhkan oleh pengambil kebijakan. Data yang komprehensif tersebut dapat mempercepat pengembangan early warning system (EWS) yang dapat mengurangi dampak bencana tertentu di suatu negara.

Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal menjelaskan dalam peta jalan "Strategi Nasional E-Pertanian" disebutkan antara lain Indonesia pada 2027 akan memiliki basis data terintegrasi untuk lahan pertanian dan petani, menyediakan sistem peringatan dini digital untuk bencana yang mengancam produksi pertanian, dan menjalankan sistem untuk pengumpulan, ekstraksi, dan analisis data pertanian.

"Salah satu pintu masuk utama transformasi sistem pertanian pangan di Indonesia adalah digitalisasi pertanian," kata dia.

Menurut Rajendra, digitalisasi pertanian juga merupakan cara untuk menarik kaum muda untuk terlibat dalam bisnis pertanian.

"Digitalisasi adalah masa depan, dan masa depan sekarang adalah untuk memberdayakan perempuan, laki-laki, dan pemuda di bidang pertanian," ujar Rajendra.

FAO dan Kementerian Pertanian telah membuat DCP berbasis web dan mobile yang dapat merekam data secara real time. Data yang telah dikumpulkan dan disusun oleh DCP di lapangan, menurut Rajendra, menghubungkan data "real time" dengan Agriculture War Room (AWR) Kementan di Jakarta. Penyuluh Pertanian di Desa Margoluwih, Yogyakarta, dan petani kopi di Desa Pupuan, Bali, telah menjadi bagian dari proyek percontohan untuk DCP. Kementerian Pertanian telah memperluas percontohan ke Subang di Jawa Barat pada Januari 2023.

FAO juga menginisasi pekerjaan eksperimental dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengembangkan basis data untuk menghitung total luas lahan pertanian dan hasil panen yang sedang berlangsung. Kerja sama ini selanjutnya bertujuan untuk mengintegrasikan data satelit BRIN dengan data di lapangan.

img
Author

KonotasiNews

0 Comments

Post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *